posted on 2004-08-13 09:50 by Syafri Delon Arifin
-Baiti jannati- itulah untaian kata indah yang keluar dari bibir mulia
Rasulullah SAW, dalam mengilustrasikan kehidupan rumah tangga beliau yang
sakinah mawaddah warohamah dan penuh kebahagiaan.
Kebahagiaan dalam rumah tangga seorang muslim tidaklah didasari oleh harta
dan kecantikan semata, walau tak dapat dipungkiri, kalau keduanya merupakan
salah satu faktor penunjang.
Kalau kita cermati lebih lanjut dan menghayati kehidupan rumah tangga Rasul
SAW, kita akan menemukan dua faktor utama yang menyebabkan rumah beliau
seperti syurga. Dua faktor tersebut adalah suami shaleh dan istri yang
shalehah, kenapa??, karena keduanya orang yang paham betul bagaimana cara
membahagiakan pasangan hidupnya.
Suami shaleh adalah seorang suami yang selalu ingat bahwa Allah
memerintahkannya agar ia mempergauli istrinya dengan baik dan ia tahu bahwa
istri merupakan amanah yang dititipkan Allah kepadanya, karenanya,
membahagiakan istri merupakan ibadah baginya.
Demikian pula dengan istri yang shalehah, ia mengerti betul bahwa
ketaatannnya kepada suami adalah perintah Rasul dan merupakan ibadah yang
dijanjikan pahala oleh yang Maha Pengasih. Begitulah, suami yang shaleh dan
istri shalehah apabila mereka berdua saling mencintai maka keduanya akan
selalu berusaha merealisasikan cinta tersebut dengan saling membahagiakan
pasangannya. Namun jika keduanya tidak saling mencintai (kayaknya nggak
mungkin, ya!!??) atau salah seorang diantara keduanya tidak mencintai yang
lain atau pada saat-saat kesel dan sebel, niscaya mereka tidak akan
menyakiti satu sama lain.
Pada kesempatan kali ini perkenankanlah penulis lebih menitik beratkan
pembahasan tentang wanita shalehah tanpa mengurangi eksistensi pria shaleh,
karena pada prinsipnya mereka mempunyai tuntutan dan pahala yang sama. Allah
berfirman : “Barang siapa yang mengerjakan amalan-amalan shaleh, baik
laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk
kedalam syurga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun”. (Qs 4 : 12).
Lihat juga firman Qs 9 : 71 dan Qs 33 : 35.
Rasulullah SAW sangat menganjurkan kepada para pemuda agar mereka lebih
mempriorotaskan memilih dzaatuddin (baca : wanita shalihah) untuk dijadikan
pendamping hidupnya. Beliau bersabda yang artinya : “Wanita dinikahi karena
empat perkara : “karena hartanya, kecantikannya, nasabnya dan agamanya. Maka
pilihlah yang beragama (shalehah) niscaya engakau akan bahagia”. (Muttafaqun
Alaih)
Wanita shalihah….. Ia merupakan sosok makhluk lembut yang menjadi idaman
bagi setiap muslim yang shaleh. Karena pada dirinya terdapat perhiasan
terindah di dunia ini sebagaimana disinyalir oleh Sang pembawa kabar gembira
Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang
artinya : “Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah
wanita shalehah”. Lantas seperti apasih wanita shalehah itu???.
Wanita shalehah adalah wanita yang benar-benar mengahambakan diri kepada
Allah dan beribadah hanya kepadaNya. Ia menjauhkan diri dari perbuatan
syirik baik kecil apalagi besar, tidak menyembah kecuali kepada Allah, tidak
minta kepada kuburan atau pohon beringin, tidak memberi sesaji kepada Ratu
Laut Selatan atau ratu-ratu lainnya, tidak kedukun, nggak make jimat dan
banyak lagi perbuatan syirik yang dapat meluluh lantakan amal shaleh Allah
berfirman yang artinya : “Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan
kepada Nabi-nabi sebelummu : “Jika k amu mempersekutukan (Tuhan), niscaya
akan hapuslah amalmu dan tetulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.
Karena itu, maka hendaklah Allah saja yang kamu sambah dan hendaklah kamu
termasuk orang-orang yang bersyukur”.
Lebih gawat lagi Allah tidak akan mengampuni dosa syirik sebagaimana
termaktub dalam firmanNya yang artinya : “Sesungguhnya Allah tidak
mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni
dosa selain dari syirik itu bagi siapa saj yang di kehendakiNya. Barang
siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka ia telah tesesat
sejauh-jauhnya”.(QS 4 : 116)
Wanita shalehah adalah wanita yang taat, patuh dan berbakti kepada kedua
orang tuanya, Allah SWT menyelaraskan perintah beribadah hanya kepadanya
dengan perintah berbuat baik dengan orang tua. Perhatiakan firman Allah
dalam Qs Al-Israa’ ayat 23-24 yang artinya : “Dan Tuhanmu telah memrintahkan
supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik
kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara
keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan “ah” dan janganlah kamu membentak
mereka da n ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah
dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah :
“Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil”. Lihat juga Qs 31 : 13-15
Wanita shalihah adalah wanita yang menjadikan shalat sebagai kebahagian
tersendiri baginya, seperti yang dilalkukan oleh idolanya, Rasulullah SAW
bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Nasa’i dari Anas Ra :
“Dan kujadikan shalat sebagai permata hatiku”. Ia tidak lalai mendirikan
shalat tepat pada waktunya, khusu’ dalam shalat-shalatnya, gemar berpuasa
dan bersedekah, sungguh- sungguh dalam do’anya antara takut dan penuh harap.
Wanita shalehah….. Jilbab adalah pakaiannya, busana muslimah yang menutup
rapat seluruh auratnya, pakaian yang disyariatkan oleh Sang Penguasa jagad
raya kepadanya. Allah berfirman yang artinya : “Hai Nabi katakanlah kepada
istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin :
“hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka”. Yang
demikian itu supaya mereka lebih untuk dikenal, karena itu mereka tidak
diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Jilbab
adalah syi’ar islam, hanya jilbab yang menjadi pembeda antara muslimah dan
wanita kafir di tempat umum. Wanita shalehah tahu apapun yang disyari’atkan
Allah kepada manusia, tidak lain untuk kebaikan mereka.
Wanita shalehah…. Dalam dirinya terkumpul kebaikan akhlak, adab baginya
lebih baik dari zahab (emas), penghias bibirnya adalah zikrullah dan bacaan
Al-Qur’an, pemerah pipinya adalah rasa malu, eye shadawnya gahdul bashar dan
ia selalu menjaga kesuciannya sebagai aplikasi dari firman Allah yang
artinya : “Katakanlah kepada wanita yang beriman : “Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudungnya kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasanya,
kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau
putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudar-saudara
leleki mereka, atau putra- putra saudara perempuan mereka, atau
wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak memiliki keinginan (terhadap wanita)
atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah
mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang
yang beriman supaya kamu beruntung”. (Qs 24 : 31).
Ia juga menjaga dirinya dari sentuhan laki-laki yang bukan muhrim, baik
melalui bersalaman apalagi diraba-raba. (Iiii ngeriii).Rasul SAW bersabda
yang artinya : “Sekiranya ditusukkan jarum besi ke kepala salah seorang
diantara kamu, itu lebih baik dari pada ia menyentuh wanita yang tidak halal
baginya”. (HR At-Thabroni dan Baihaqi dari mi’qol bin yasaar)
Wanita shalehah adalah wanita yang terdidik dengan tarbiyah islamiyah, terus
memperdalam ilmu syar’i, aktif dalam kegiatan dakwah beramar makruf nahi
mungkar.
Wanita shalehah.…. Ia senantisa berusaha menghindari ikhtilat, berkhalwat,
apalagi pacaran. Pacaran? makhluk apaan tuh???…. Tidak la yau. Rasulullah
SAW bersabda yang artinya : “'Tidaklah laki-laki dan perempuan berkhalwat
(berdua-duaan) kecuali yang ketiganya adalah setan”.(Hr Tirmizi)
Wanita shalehah…. Hari-hari libur dari ritualnya ia ganti dengan dangan
hal-hal yang bermanfaat, membaca buku-buku islam, mendengar kaset-kaset
ceramah, memperbanyak sedekah dan lain sebagainya.
Pendeknya, wanita shalehah adalah sosok wanita yang taat melaksanakan
perintah Allah, sungguh-sungguh terhadap kewajiban dan hirs terhadap
nawafil, sehingga ia dapat menggapai cintaNya sebagaimana yang dijanjikan
oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits qudsy yang dirwayatkan oleh Imam
Bukhary dari Abi Hurairah yang artinya : “Rasul bersabda : “Allah berfirman
: “Barang siapa yang menjadikan selain Ku sebagai sekutu, Aku telah
mengizinkan agar ia diperangi, tidaklah seorang hamba mendekatkan diri
kepadaKu dengan sesuatu yang lebih dari yang Aku wajibkan, dan hambaku itu
selalu mendekatkan diri kepadaKu dengan nawafil (amalan sunnah) sehingga Aku
mencintainya, apabila Aku telah mencintainya, Akulah pendengaranya yang ia
gunakan untuk m endengar dan pengelihatannya yang ia gunakan untuk melihat
dan tangannya yang ia gerakan dan kakinya yang ia gunakan untuk berjalan,
apabila ia meminta kepadaKu niscaya Aku beri dan apabila ia meminta
perlindungan niscaya Aku lindungi (Hr Bukhary)
Dan meninggalkan laranganNya, berusaha menghindari yang makhruh dan
sungguh-sungguh menjauhi yang haram. Namun bukan berarti ia tak pernah
melakukan kesalahan dan dan luput dari perbuatan dosa, tidak, karena tidak
ada di muka bumi ini orang yang tak penah berdosa sebagaimana yang
disabdakan oleh Nabi SAW yang artinya : “Setiap anak Adam pernah melakukan
perbuatan dosa, dan sebaik-baiknya orang yang yang berbuat dosa adalah
orang-orang yang bertaubat”. Sebagai manusia biasa, ia terkadang terjerumus
pada perbuatan maksiat, akan tetapi ia akan cepat bertaubat dari
kesalahannya tersebut dan bersegera menuju ampunan Allah sebagaimana
termaktub dalam firmanNya yang artinya : “Dan (juga) orang-orang yang
apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka
ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapalagi
yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah?. Dan mereka tidak
meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui”. (Qs 3 : 135).
Seluruh hari-harinya adalah ibadah, praktis dari bangun tidur sampai tidur
lagi dipenuhi dengan ibadah, no time withouth ibadah begitulah mottonya.
Maka jadilah ia seorang muslimah yang berakidah bener, ibadah seeur, akhlak
bageur, berbadan seger dan otaknya pun pinter. So pemuda muslim akan ngiler,
trus ngincer untuk selanjut nguber. Nah lho.....
Wanita shalehah…. Ketika di khitbah oleh seorang muslim yang shaleh dan
multazim, ia tidak menolaknya. Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Jika
datang kepadamu (mengkhitbah) orang yang kamu ridha dien dan akhlaknya, maka
nikahkanlah dia, bila tidak, akan terjadi fitnah dan kerusakan yang besar”.
Ia memprioritaskan dua syarat dien dan akhlak, namun tidak terlalu ghulu
(berlebihan) dalam menyaring dan menentukan pilihan, sebab ia tahu tidak ada
orang zaman sekarang yang imannya setaraf dengan Abu Bakar atau Umar.
Cukuplah baginya pemuda yang shaleh dan multazim, itulah yang ia nantikan.
Suami…, ah gadis mana yang tidak mengenangkan suami, pendamping dan pasangan
hidup, yang akan memberikan kebahagiaan dan keceriaan? Rasanya semua gadis
mengimpikannya. Akan dinantinya saat-saat kedatangan sang pujaan hati dengan
debar bahagia di dada, dengan rona memerah dipipi, terlambunglah angan dan
teruntailah harapan : “Akankah kumiliki suami idaman nan shaleh?, suami yang
dapat dijadikan tempat berbagi, tempat belajar, tempat mencurahkan isi hati
, tempat bermanja, juga tempat menyerahkan ketaatan agar tercapai ridha
Ilahi, suami yang menjadi qowam yang dapat menggandeng tangan pasangannya
menuju syurga Allah, suami yang menjadi teladan, suami yang menjadi
pendidik, suami yang menjadi kecintaan, aah pantas kiranya tak boleh sembar
angan memilih suami…...
Wanita shalehah….. Saat memasuki jenjang pernikahan, terbetik azam dalam
hatinya, untuk mengoptimalkan diri dalam mencurahkan ketaatan kepada
suaminya, terngiang di telinganya nasehat seorang ibu Umamah binti Harits
kepada putrinya dimalam pernihkahan sang putri tercinta : “Wahai putriku
tersayang… Sesungguhnya nasehat ini jika ditinggalkan karena keagungan adab
maka kutinggalkan ia untukmu. Nasehat ini merupakan peringatan bagi orang
yang lalai (lupa) dan petunjuk bagi yang berakal, jika seorang wanita tidak
butuh terhadap pernikahan, niscaya kedua orang tuanya lebih tidak
membutuhkannya, akan tetapi keduanya sangat membutuhkannya, karena wanita
diciptakan untuka lelaki dan laki-laki diciptakan untuk wanita. Putriku
sayang… kini engkau akan berpisah dari udara dan dunia remaja yang akupun
telah melaluinya. Kini engkau akan menjalani hidup baru yang juga pernah
kujalani, menuju kehidupan yang belum engkau ketahui dan teman yang belum
engkau pahami, dia akan menjadi raja dan pelindung bagimu. Jadilah engkau
budaknya, niscaya dia akan menjadi budak yang dekat denganmu, ingat dan
peliharalah sepuluh point yang akan menjadi modal dan simpanan bagimu.
Yang pertama dan kedua adalah : Tunduk berkhidmat kepadanya disertai dengan
qona’ah. Memperhatikan ucapannya disertai dengan to’ah (taat).
Yang ketiga dan ke empat : menjaga persaan mata dan hidungnya, jangan sampai
matanya melihat sesuatu yang jelek darimu dan jangan tercium olehnya kecuali
sesuatu yang harum dan wangi.
Adapun yang kelima dan enam : perhatikanlah watu makan dan tidurnya, karena
rasa lapar dapat menimbulkan emosi dan kurang tidur bisa mengundang amarah.
Yang ke tujuh dan delapan : menjaga hartanya serta menaruh hormat terhadap
keluarganya, aturlah hartanya dengan baik dan pergauilah keluarganya sebaik
mungkin.
Dan yang ke sembilan dan sepuluh : jangan engkau maksiat dan menentangnya,
jangan pula engkau beberkan rahasianya, bila engkau menentangnya maka engkau
telah mengobarkan kemarahannya dan jika engkau membeberkan rahasianya
niscaya engkau tidak akan merasa aman akan kepergiannya. Kemudian jangan
sampai engkau menampakkan kegembiraan jika ia sedang bersedih dan jangan
pula menampakkan kesedihan bila ia sedang gembira.
Wanita shalehah….. Ia tahu bahwa kehidupan rumah tangga tidak melulu
berjalan mulus, berbentangkan permadani. Kehidupan rumah tangga tak ubahnya
sebuah kapal yang berlayar di tengah samudra, terkadang tenang dengan ombak
dan riak-riak kecil, namun dilain waktu angin kencang melanda, badai
menghantam, ombak bergulung seakan ingin menenggelamkan kapal dan seluruh
isinya. Saat seperti itulah peranan suami istri teruji, jika mereka kompak,
bahu-membahu dengan saling pengertian, InsyaAllah biduk akan selamat sampai
ketepian.
Wanita shalehah….. Ia menjadi sesuatu yang paling berharga bagi suaminya
setelah ketakwaannya kepada Allah, bila dipandang oleh sang suami
menimbulkan rasa bahagia dihati. Sebagaimana termaktub dalam sebuah hadits
yang artinya : “tidak ada yang lebih bermanfaat bagi seorang muslim setelah
takwa kepada Allah dan lebih baik baginya selain dari istri yang shalehah,
apabila ia memerintahnya dia akan mentaatinya, jika ia melihat kepadanya dia
membahagiakannya, jika bersumpah kepadanya dia menepatinya dan bila ia tidak
berada di dekatnya dia menjaga dirinya juga harta suaminya”. (HR Ibnu
Majah). Ia tidak memasukkan lelaki kerumahnya tanpa seizin sang suami dan
selalu menjaga harga diri dan kepercayaan suaminya. Allah berfirman yang
artinya : “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena
Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain
(wanita), dan kerena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari
harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shaleh, ialah yang taat kepada
Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah
telah memelihara mereka”. (Qs 4 : 34). Ia selalu ridha dengan apa yang
diberikan suami, betapapun kecilnya pemberian itu dan tidak pernah menuntut
sesuatu yang tidak tergapai oleh penghasilan sang suami.
Wanita shalehah….. Ia sabar saat-saat sang suami meninggalkannnya untuk
menuntut ilmu, mencari rizki, atau kepentingan dakwah dan menyambut
kepulangan suami dengan senyum mengembang dan wajah ceria.
Wanita shalehah….. Apabila suaminya dilanda futur, semangatnya mengendur, ia
tampil menegur “Mas kok loyyo”, memberikan motivasi dan mengobarkan semangat
juangnya.
Wanita shalehah….. Ia selalu melahirkan generasi robbani, mengenalkan
putra-putrinya kepada Allah sejak dini, bahkan sebelum sang anak itu
terlahir kedunia. Mengasuhnya dengan sabar dan penuh keibuan, mendidiknya
dengan pendidikan islami, mengajari Sunnah-sunnah Nabi, akhlakul karimah dan
lain sebagainya. Ibu adalah madrasatul Ula bagi putra-putrinya.
Dengan demikian ia akan menjadi mar’ah shalehah, zaujah muti’ah dan ummu
madrasah. Singkatnya, wanita shalehah adalah gambaran sosok hamba Allah,
pengikut Rasul, anak, istri, ibu dan anggota masyarakat yang baik dan
menjadi uswah hasanah bagi orang lain.
Indah nian alunan nasyid yang berbunyi : “Sungguh indah permata dunia, intan
mutu manikam, emas dan berlian yang memikat hati. Namun tiada seindah bunga
wanita shalehah harapan agama…….
Demikianlah beberapa sifat dan karakter wanita shalehah yang kudambakan, dan
juga oleh setiap pemuda muslim yang berakal sehat.
Akankah aku mendapatkannya?
Wallahu A’la wa A’lam
Bahan Bacaan
1. Al Qur’an Al Karim
2. Yusuf Qordhawy. Dr. Malamih Al-Mujtama’ Al-Muslim. Muassasah
Ar-Risaralah, Bairut. Cet I 1996.
3. Syaikh Muhammad Husain Ya’qub. Sifaat Al-Muslimah Al-Multazamah. Maktabah
Syuqul Akhirah. Cairo. Cet III 1998
4. Ibnu Rojab Al-Hambaly. Jami’ul U’lum wal Hikam. Daarul Khair Bairut. Cet
II 1996 4.
5. Abdul Aziz Muh. Azzam. Dr dan Abd. Wahab Sayid Hawas. Dr. Al Ushrah wa
Ahkamuha fi Tasyri’ Al Islamy. Cairo 99-2000
6. Majalah UMMI Edisi 9/IX/97
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment